Kamis, 13 Desember 2012

kreatif

LAPORAN  PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
ACARA V
“DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DAN TEKSTUR TANAH”






           

Oleh :
ALAKHYAR
E1J009001

  Hari/tanggal        : Rabu, 10 Oktober 2012
Shiff                      :  Rabu jam 08.00 -10.00WIb               
             Co-Ass           : Dodi HardiansyahHHAx




PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Distribusi ukuran partikel adalah parameter dari ukuran distribusi partikel primer di dalam contoh tanah. Partikel-partikel tanah mencakup sebaran yang sangat besar, mulai dari batu (> 0,2 m) hingga liat (< 2 μm). Namun partikel-partikel yang dikategorikan sebagai bahan pembentuk tanah adalah berukuran < 2 mm dan dibagi menjadi tiga kelompok utama: pasir, debu, dan liat. Batasan dari ketiga fraksi tersebut sangat tergantung pada sistem klasifikasi yang digunakan.
Besarnya partikel tanah relative sangat kecil, diistilahkan dengan tekstur menunjukkan sifat halus atau kasarnya butiran-butiran tanah. Lebih khas lagi tekstur ditentukan oleh perimbangan kandungan antara pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam tanah. Dalam pengukuran tekstur tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar idak doperhitungkan.
Tekstur tanah yang terlibat dalam butiran berjarak dari diameter 2000 μ (2 mm) samp[ai ukuran 0,001 mikro (10-6 mm) tiap unit ukuran itu adalah kelipatan sepuluh. (Rifa’i, 1985:22)
Sebenarnya pada tekstur tanah liat. Liat merupakan fraksi tanah yang aktif sedangkan dan pasir hanya sebagai penyususun kerangka tanah. Jadi yang penting untuk kita ketahui dalam bidang pertanian adalah bagaimana perbandingan yang paling ideal antara pasir, debu dan liat. Lempung merupakan gabungan dari debu dan liat yang perbandingan relatif sama. Tanah lempung inilah yang paling baik untuk tanah pertanian. Dengan segi tiga tektur kami akan mencoba menyelidiki dan menentukan apakah baik untuk pertanian atau tidak maka dengan adanya acara praktikum ini  semoga kami mampu mempraktekannya dilapangan.

1.2    TUJUAN
o    Menetapkan distribusi ukuran partikel tanah
o    Menetapkan kelas tekstur tanah



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah menunjukkan komposisi penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relative angka fraksi pasir berdiameter 2 – 0,2 mm atau 2000 – 200 μm, debu berdiameter 0,2 – 0,002 mm atau 200 – 0,2 μm, dan liat < 2 μm. Partikel berukuran > 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah, tetapi harus diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah. (Hanafiah, 2005:61)
Tanah sebagai susunan yang paling mengikat partikel-partikel tanah. Ikatan partikel tanah itu berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya. Tanah tersebut terdiri dari bahan padat, bahan cair dan gas serta jasad hidup. Bahan padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Tanah yang anorganik terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Berdasarkan ukurannya dibagi atas beberapa fraksi atau golongan yaitu fraksi batu ukurannya sebesar dari 10 mm, fraksi kerikil antara 2 mm sampai 10 mm fraksi pasir antara 0,05 sampai dengan 2 mm. Fraksi debu antara 0,02 sampai dengan 0,05 mm dan liat berukuran kecil dari 0,02 mm (Darmawijaya Isa, 1992)
Tekstur tanah dalam turut menentukan tata air dalam tanah dan besar kecilnya aliran air permukaan ditentukan oleh:
1.    Kecepatan infiltrasi, yitu kemampuan tanah untuk merembeskan aur yang biasanya dinili dalam mm setiap satuan waktu.
2.    Kemampuan menetrasi atau permeabilitas air yang ada di lapisan tanah yang beralinan atau lebih jelasnya lagi kemampuan air yang terdapat pada suatu lapisan untuk menembus lapisan lain yang ada di bawahnya.
(Kartasapoetra, 2000)
Tekstur tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konsistensi dan struktur tanah. Sehingga tanah berpasir selalu lapas dan berbutir-butir tunggal, sedangkan lempung selalu sangat teguh dan hamper selalu mampat. Tekstur turut menentukan letak air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi, dan kemampuan penyerapan air oleh tanah. (Darmawijaya, 1992)
Tekstur suatu horizon tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah, berlainan dengan struktur dan konsentrasi. Memang kadang-kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri karena dipindahkannya lapisan permuakan atau berkembangannya lapisan permukaan yang  baru. Perpindahan ini dapat disebabkan karena erosi tanah.  Karena sifatnya yang realtif tetap untuk jangka waktu tertentu maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi fisika tanah. (Darmawijaya, 1992)
Pasir dan debu tersebut fraksi non aktif yang biasanya dengan bahan-bahan lain membentuk kerangkan tanah. Liat merupakan fraksi aktif yang termasuk dalam fraksi penting di dalam tanah karena mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan pasir dan debu.
a.    (Darmawijaya isa, 1992)
Ketentuan halus dan kasar tekstur tanah akibat dirasakannya adanya bahan yang halus dan kasar yang membentuk tanah. Fraksi pasir dan debu  ini masih merupakan batu asli (induk batu) yang dapat pula disebut “reserve mineral” (sumber mineral cadangan) bagi tanah yang bersangkutan. Pelapukan terhadap kedua fraksi ini berjalan terus, dan akhirnya lambat laun pasti akan menjadi fraksi liat seluruhnya. (Rismunandar, 1984)
Berdasarkan kelas tekstur tanah di kelompokkan lagi menjadi 12 kelompok yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempng, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan liat (Poerwowidodo, 1992)
Tekstur tanah menggambarkan persentase (berdasarkan berat) dari ketiga komponen penyusun fraksi mineral tanah, yakni pasir (sand) debu (silt), dan liat (clay). Ketiga fraksi tanah ini dibedakan satu sama lain oleh diameter partikel-partikel yang besangkutan. Bagi partikel yang dianggap tidak bulat dianggap memiliki diameter yang sama dengan rata-rata antara ukuran maksimum dan minimumnya. Partikel tanah yang mempunyai diameter > 2 mm tidak termasuk kedalam kelompok tekstur tanah. Partikel-partikel tanah seperti kerikil dan batu dapat mempengaruhi kemudahan pengolahan tanah. Namun partikel-partikel tidak berpengaruh secara langsung sifat- sifat dasar tanah seperti kemampuan penahan air, penyedia hara tanah dan sebagainya.
Setiap partikel tanah memberikan peran yang sangat penting bagi sifat tanah secara keseluruhan. Liat bersama-sama bahan organik memegang peran yang sangat penting dalam menahan air tanah serta ketersediaan hara bagi tanaman. Partikel-partikel yang halus juga berperan bagi agen perekat. Partikel-partikel tanah yang lebih besar atau kasar untuk membentuk agregat atau struktur tanah. Sementara itu partikel tanah yang lebih besar lagi berperan sebagai penyusun kerangka tubuh tanah, mempertanahkan permeabilitas tanahserta meningkatkan aerasi tanah. Selain itu partikel yang lebih besar ini juga membuat tanah menjadi lebih tanah terhadap gaya berat yang terjadi di atas permukaan tanah. (Suhardi, 1997)

BAB III
BAHAN DAN METODE PRATIKUM

3.1    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah contoh tanah yang telah dihaluskan, mixer elektronik, silinder 1-1, beaker 600 ml, timbangan, oven, calgon 5 %, amyl alkohol dan akuades.
3.2    Cara Kerja
Kalibrasi Hydrometer
3.2.1    Memasukkan 100 ml larutan larutan calgon 5 % ke dalam silinder sedimentasi kapasitas 1 1 dan menambahkan akuades dengan suhu ruang hingga mencapai volume 1 1.
3.2.2    Kemudian mengaduk larutan secara merata dengan alat pengaduk yang digerakkan naik turun dan mencatat suhunya.
3.2.3    Kegunaan larutan blanko ini adalah untuk mengoreksi pembacaan hydrometer pada suspensi contoh tanah dan pembacaan pada kedua larutan tersebt harus dilakukan secara bersamaan.

Dispersi tanah
3.2.1    Menimbang 50 g tanah (Wt) dan memasukkan ke dalam beaker 600 ml dan kemudian menambahkan 250 ml akuades dan 100 ml 5 % dan membiarkan contoh tanah terendam selama satu malam
3.2.2    Memindahkan suspensi ke silinder sedimentasi dan menambahkan akuades hingga mencapai volume 1 1.

Pengukuran hydrometer
3.2.1    Mendiamkan suspensi beberapa saat sampai suhunya konstan kemudian mencatat suhu tersebut.
3.2.2    Memasukkan alat pengaduk ke dalam silinder dan aduk isinya secara merata dengan menggerakkan alat tersebut naik turun kemudian menambahkan satu tetes amyl alkohol bila permukaan suspensi ditutupi oleh buih.
3.2.3    Setelah pengadukkan selesai, memasukkan hydrometer ke dalam suspensi dan membaca skala 30 detik (Rl). Pembacaan ini menunjukkan kandungan liat + debu di dalam suspensi. Mengeluarkan hydrometer, mencuci dan mengeringkan dengan kain bersih selanjutnya memasukkan ke dalam larutan blanko, kemudian membaca dan mencatat skalanya.
3.2.4    Mengulangi pembacaan setelah 24 jam. Pembacaan ini digunakan untuk menghitung kandungan liat di dalam suspensi.

Pengitungan Distribusi Ukuran Partikel
3.2.1    Hidrometer dikalibrasikan pada suhu 200C, karena itu penghitungan distribusi ukuran partikel harus didasarkan pada suhu tersebut. Fraksi pasir, liat dan debu dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:



Dimana:
R1    =  pembacaan hydrometer pada contoh tanah setelah 24 jam
RL1    =  pembacaan hydrometer pada blanko setelah 24 jam
T1    =  suhu larutan pada pembacaan 24 jam (0C)
R2    =  pembacaan hydrometer pada contoh tanah setelah 48 jam
RL2     =  pembacaan hydrometer pada blanko setelah 48 jam
T2    =  suhu larutan pada pembacaan 48 jam (0C)
0,36    =  faktor koreksi suhu
La    =  kadar lengas contoh tanah kering angina (% berat)
Wt    =  berat contoh tanah kering angina (50 gr)




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1    HASIL PENGAMATAN
Sampel     La (%)    Wt (gr)    T1 (0C)    R1    RL1    T2 (0C)
Lapisan I    23,4    50     28    9    2    28,3
Lapisan II    13,8    50     28    10    2    28,4

Sampel     R2    RL2    % P    % L    % D    Kategori
Lapisan I    5    3    75,617    12,31    12,073    Sandy Loam
Lapisan II    6    3    75,238    13,71    11,052    Sandy Loam



Perhitungan:
Lapisan Top Soil















Lapisan Sub Soil
















       
       



4.2    PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum dan perhitungan distribusi ukuran partikel dan tekstur tanah, dapat diketahui bahwa pada lapisan I (top soil) persentase dari pasir (sand) adalah 75,617 %, liat (clay) 12,31 %, dan debu (silt) 12,073 %. Dapat dilihat bahwa persen pasir lebih banyak bila dibandingkan dengan persen liat dan persen debu, sehingga pasir lebih dominan. Sedangkan persen (%) debu dan persen liat seimbang. Apabila ketiga persen tersebut dimasukkan ke dalam segitiga tekstur (USDA), maka pada lapisan I terdapat pada kelas Sandy Loam (lempung berpasir). Tanah Lempung (Loamy Soil) adalah tanah yang mengandung fraksi debu dan fraksi liat yang mempunyai perbandingan yang seimbang. Tanah seperti ini baik bagi areal pertanian. Tanah sandy loam atau lempung berpasir, tanah jenis ini biasanya permeable terhadap air, karena lebih dominant pasir.
Pada lapisan II (sub soil) persentase dari pasir (sand) adalah 75,238%, liat (clay) 13,71 %, dan debu (silt) 11,052 %. Dapat dilihat bahwa persen pasir lebih banyak bila dibandingkan dengan persen liat dan persen debu, sehingga pasir lebih dominan. Sedangkan persen (%) debu dan persen liat hamper seimbang, tetapi liat lebih bayak dari debu. Apabila ketiga persen tersebut dimasukkan ke dalam segitiga tekstur (USDA), maka pada lapisan I terdapat pada kelas Sandy Loam (lempung berpasir).
Lapisan I (top soil) dan lapisan II (sub soil) tanahnya sama-sama dikategorikan ke dalam kelas Sandy Loam (lempung berpasir). Tetapi ada sedikit perbedaan yaitu kadar persen liat pada tanah lapisan II lebih besar dari persen liat tanah lapisan I. Karena menurut teori pada lapisan bawah (horizon B) yang lebih kaya akan liat bila dibandingkan dengan horizon A. Semakin ke horizon B3 maka semakin banyak kandungan liatnya.
Tanah dari kelas sandy clay loam dicirikan dengan aerase yang cukup baik, dan permeabilitas terhadap air sangat baik, serta kemampuan menyediakan hara bagi tanaman kurang baik karena bahan organiknya sedikit.







4.3    TUGAS
4.3.1    Tentukan tekstur tanah yang didapat dari segitiga tekstur
Jawab:
Pada lapisan I (top soil) fraksi pasir (sand) adalah 75,617 %, liat (clay) 12,31 %, dan debu (silt) 12,073 %, maka kelas tekstur tanahnya adalah Sandy Loam (lempung berpasir)
Pada lapisan II (sub soil) fraksi pasir (sand) adalah 75,238%, liat (clay) 13,71 %, dan debu (silt) 11,052 %, maka kelas tekstur tanahnya adalah Sandy Loam (lempung berpasir)

























BAB V
PENUTUP


5.1    KESIMPULAN
o    Pada lapisan top soil (lapisan I) didominasi oleh pasir sebesar 75,617 %. Sedangkan persen (%) debu dan persen liat seimbang.
o    Tanah pada lapisan I (top soil) termasuk ke dalam kelas Sandy loam atau Lempung berpasir.
o    Kadar persen liat pada tanah lapisan II lebih besar dari persen liat tanah lapisan I. Karena lapisan bawah (horizon B) yang lebih kaya akan liat bila dibandingkan dengan horizon A. Semakin ke horizon B3 maka semakin banyak kandungan liatnya.
o    Pada lapisan II (sub soil) persentase dari pasir (sand) adalah 75,238%, liat (clay) 13,71 %, dan debu (silt) 11,052 %. Persen pasir lebih banyak dibandingkan dengan persen liat dan persen debu, sehingga pasir lebih dominan.
o    Tanah pada lapisan II (sub soil) termasuk ke dalam kelas Sandy loam atau Lempung berpasir.
o    Tanah sandy loam termasuk ke dalam tanah ringan, karena fraksi pasirnya lebih dominant.
o    Pembentukan tekstur tanah dilihat dari segi kesuburan tanah sangat penting sekali dengan pertukaran dan penyanggahan ion-ion hara tanaman dalam tanah makin tinggi kandungan liat makin tinggi kesuburannya. Tekstur tanah sangat berperan terhadap stuktur tanah, tata air, tata udara, dan temperature tanah.











DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Kemas Ali, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Garfindo Persada.
Isa, Darmawijaya. 1992. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University press.
Kartosapoetra, A.G. 2000. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT Riko cipta.
Poerwowidodo. 1992. Metode Selidik Tanah. Surabaya: Usaha Nasaional.
Rafi’i, Suryatna. 1985. Ilmu Tanah. Bandung: Angkasa Raya.
Suhardi, M.Sc. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Tim Pengasuh Praktikum. 2007. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Lab Ilmu Tanah UNIB.
Utomo, Wani Hadi. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.


panduan magang alakhyar

PEDOMAN
PRAKTEK KERJA LAPANG/MAGANG
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI









































FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012

LATAR BELAKANG

Praktek Lapang/Magang  merupakan  suatu  penugasan bagi mahasiswa untuk melaksanakan magang di Perusahaan atau Lembaga atau Instansi yang memiliki Standard Operational Precedure (SOP) dengan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pertanian dalam arti luas, selama satu bulan penuh.    Praktek Lapang/Magang bagi mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian merupakan kegiatan intrakurikuler yang mewajibkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan magang di perusahaan/lembaga atau instansi yang relevan.  Praktek Lapang/Magang merupakan upaya peningkatan pemahaman, wawasan, keterampilan melakukan pekerjaan dan kemampuan managerial mahasiswa sebagai calon Sarjana Pertanian Fakultas Pertranian Universitas Bengkulu, guna merealisasikan kompetensi yang telah diperolehnya selama perkuliahan.
Kegiatan magang diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif baik bagi mahasiswa, perguruan tinggi maupun instansi tempat magang.  Bagi mahasiswa manfaat magang meliputi 1) sebagai wahana untuk mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan, 2) menambah wawasan mengenai dunia perusahaan dan/atau industri, 3) meningkatkan keterampilan serta keahlian terutama dibidang praktek. Bagi perguruan tinggi atau Universitas, kegiatan magang memberikan manfaat 1) terjalinnya kerjasama bilateral antara Universitas dengan Perusahaan, 2) dapat meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja magang, 3) Universitas akan dikenal di dunia perusahaan dan/atau industri.  Sedangkan bagi perusahaan kegiatan magang juga memberikan manfaat antara lain; 1) terjalinnya kerjsama antara dunia pendidikan dengan dunia perusahaan/industri, sehingga perusahaan tersebut akan dikenal oleh kalangan akademis, 2) adanya masukan-masukan ataupun kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa peserta magang untuk perbaikan perusahaan dimasa yang akan datang, 3) Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa peserta magang sebagai tanga bantuan dan 4) adanya tenaga yang mengaudit perusahaan, tanpa mengeluarkan biaya dengan adanya laporan-laporan magang yang diberikan kepada perusahaan.





TUJUAN MAGANG
Tujuan dilaksanakannya magang adalah:
1.    Mahasiswa dapat merasakan secara langsung melakukan kegiatan pertanian pada suatu perusahaan atau industri.
2.    Mahasiswa memperoleh pengalaman bekerja di perusahaan atau industri.
3.    Mahasiswsa  mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya dalam suatu perusahaan atau industri.
4.    Mahasiswa mengetahui proses dan mekanisme kerja yang terdapat di perusahaanatau industri. Proses dan mekanisme kerja yang dimaksud adalah bagaimana menghasilkan produk, yang meliputi pengeloloaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia seperti tenaga kerja, kedisiplinan dan keselamatan kerja.
5.    Mahasiswa dapat membandingkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan pelaksanaan di lapangan.
6.    Mahasiswa  memperoleh pengetahuan praktis dari tempat magang.
7.    Mahasiswa berkesempatan mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh di perkuliahan ke dunia industri.

PERSYARATAN AKADEMIS  
Mahasiswa dinyatakan dapat mengikuti kegiatan Praktek Lapang/Magang apabila:   
1.    Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik berjalan di  Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
2.    Telah lulus 100 Satuan Kredit Semester (SKS), yang dinyatakan dengan transkrip nilai yang disahkan oleh Dekan.
3.    Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tidak kurang dari 2.00  
4.    Tidak sedang menjalani sanksi akibat pelanggaran akademis tertentu.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan yang tercakup dalam Praktek Lapang/Magang adalah:
1.    Penentuan  tempat magang
2.    Kuliah Pembekalan  
3.    Pelaksanaan  
5.    Pembuatan laporan   
5.    Evaluasi (Ujian Akhir Praktek, Perbaikan Laporan, Penilaian Akhir)



Penunjukan Tempat Magang
Tata Cara penunjukan tempat magang dapat dilakukan melalui dua cara yaitu, 1) mahasiswa mencari sendiri tempat magang yang diinginkan dan 2) pihak Fakultas yang akan menentukan dan akan menghubungkan dengan pihak Perusahaan.

Mekanisme mahasiswa mencari sendiri tempat magang
1.    Mahasiswa dapat mencari/menghubungi/mengurus sendiri rencana tempat magang secara informal.  Satu lokasi magang ditetapkan minimal dapat mengakomodasi minimal 5 orang mahasiswa.
2.    Setelah pihak perusahaan secara informal menyetujui permintaan mahasiswa, mahasiswa melaporkan kepada Program Studi.
3.    Program Studi akan mengevaluasi kelayakan perusahaan/instansi yang dipilih oleh mahasiswa sebagai tempat magang.
4.    Jika dinilai layak, Program Studi akan meminta Fakultas untuk mengirim surat permintaan resmi ke perusahaan/instansi yang dimaksud, yang dilengkapi dengan nama-nama mahasiswa calon peserta magang dan Dosen Pembimbing.
5.    Perusahaan/instansi akan menjawab surat permintaan Dekan secara resmi. Jika perusahaan tersebut menerima, maka akan dilengkapi dengan persyaratan yang harus dilengkapi oleh mahasiswa calon peserta magang dan telah disiapkan atau menunjuk salah seorang staf perusahaan/instansi sebagai Pembimbing Lapang.
6.    Mahasiswa di bawah bimbingan Dosen Pembimbing menyusun Kerangka Acuan Magang, yang akan disampaikan ke perusahaan/instansi tempat magang, sebelum pelaksanaan magang dimulai.

Mekanisme Fakultas yang menentukan tempat magang
Fakultas Pertanian akan menempatkan mahasiswa untuk magang terutama pada perusahaan/instansi yang telah memiliki kerjasama atau telah memiliki Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, atau pada unit usaha yang merupakan binaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.





KERANGKA ACUAN MAGANG (KAM)
Kerangka Acuan Magang (KAM) secara garis besar memuat:
1.    Data umum mahasiswa yang meliputi nama lengkap, nomor mahasiswa, alamat rumah, nomor telepon rumah, nomor HP,  nomor fax (jika ada), alamat email dan seterusnya.
2.    Judul/Topik/Tema magang yang akan dilaksanakan (maksimal 40 kata).
3.    Deskripsi singkat tentang kegiatan magang yang akan dilaksanakan (maksimal 500 kata)
4.    Tanggal Mulai ke Lapangan
5.    Perkiraan Tanggal Selesai
6.    Tanda Tangan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapang.
7.    Garis Besar Rencana Kegiatan Selama Magang.
8.    Lampiran

KULIAH PEMBEKALAN
1.    Mahasiswa mendapatkan pengarahan teknis tentang pelaksanaan Praktek Kerja oleh  Ketua Program Studi dan Dosen Koordinator Mata Kuliah Magang  
2.    Wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa yang telah memenuhi syarat untuk ikut Praktek Lapang/Magang
3.    Pemberangkatan mahasiswa peserta praktek lapang/magang dilakukan secara serentak dan dilepas secara resmi oleh KETUA PROGRAM STUDI

PELAKSANAAN MAGANG
1.    Jangka waktu pelaksanaan magang selama 8 minggu, dengan waktu kerja 8 jam per hari selama 6 hari kerja  per minggu.
2.    Daftar Kegiatan Harian  harus ditandatangani oleh  Pembimbing Lapang  setiap  hari
3.    Sangat diharapkan Dosen Pembimbing Magang di kampus dapat menjalin komunikasi dengan  Pembimbing Lapang baik secara langsung atau  melalui telepon dan/atau e-mail.
4.    Kelalaian penulisan Kegiatan Harian  berakibat pembatalan Magang
5.    Apabila Mahasiswa melakukan hal-hal :
a)    Absen/tidak hadir tanpa alasan jelas
b)    Pelaksanaan di lapangan menyimpang jauh dari KAM dan tidak melaporkan kasus ini kepada Dosen Pembimbing Magang, yang menyebabkan Instansi/Perusahaan mengirimkan surat protes resmi yang dilampirkan bukti-bukti yang cukup. Maka hal tersebut merupakan pelanggaran akademis berat, dimana Dosen Pembimbing Magang dapat merekomendasikankegiatan magang di BATALKAN, dengan nilai setinggi-tingginya E (tidak Lulus)
6.    Pada akhir masa  magang,  mahasiswa  sangat  dianjurkan untuk meminta surat keterangan pengalaman kerja yang resmi (referensi) dari Instansi/Perusahaan tempat magang.
7.    Akhir pelaksanaan magang ditandai dengan Pembimbing Lapang  mengisi Formulir Penilaian magang  (Lampiran), untuk selanjutnya dikirim kembali ke Jurusan.
8.    Pembuatan Laporan (Lihat: Pedoman Penyusunan Laporan Praktek Lapang/Magang)

Penilaian Praktek Lapang/Magang
1.    Mahasiswa mendaftarkan diri ke jurusan untuk melaksanakan ujian magang komprehensif dengan menyerahkan laporan magang yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Magang (DPM) untuk melaksanakan ujian.
2.    Jurusan akan menugaskan dosen penguji dan menetapkan waktu dan tempat ujian.
3.    Jurusan Budidaya Pertanian akan menunjuk Dosen Penguji untuk melakukan ujian komprehensif bagi mahasiswa peserta praktek lapang/magang yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Magang untuk ujian.
4.    Ujian komprehensif dilaksanakan paling lambat 30 hari kegiatan magang berakhir.
5.    Ujian komprehensif dalam satu kelompok dilakukan secara serentak (dalam hari yang sama). Mekanisme pengujiannya diserahkan sepenuhnya dengan kesepakatan tim penguji.
6.    Segala keperluan ujian komprehensif (selain ruangan) disediakan oleh mahasiswa.

Lampiran 1. Daftar Kegiatan Harian

DAFTAR KEGIATAN HARIAN
Nama Instansi/Perusahaan     : .........................................................
Nama Mahasiswa/NPM        : ..........................................................
Nama Pembimbing Lapang     : ..........................................................
No    Tanggal    Kegiatan    Tanda Tangan Pembimbing Lapangan& Cap
1           
2           
3           
4           
.           
.           
.           
60           



............................................., 2013
Mengetahui
Pimpinan Perusahaan/Instansi,




(.......................................................)

Lampiran 2. Format Lembaran Penilaian Pembimbing Lapang

NILAI AKHIR LAPANGAN
Nama Mahasiswa            : ......................................................................
Nomor Pokok Mahasiswa        : .......................................................................
Judul Praktek Lapang/Magang    : ..........................................................................................
                      ..........................................................................................
                      ..........................................................................................
                      ..........................................................................................
NILAI (Dengan Angka)        :  ................................................
No    Aspek yang Dinilai    Nilai (0-100)    Bobot (%)    Nilai Akhir
1    Sikap/Sopan Santun        10   
2    Kedisiplinan        10   
3    Kesungguhan        10   
4    Kemampuan Bekerja Mandiri        10   
5    Kemampuan Bekerja Sama        10   
6    Ketelitian        10   
7    Kemampuan Mengemukakan Pendapat        10   
8    Kemampuan Menyerap Hal Baru        10   
9    Inisiatif dan Kreatifitas             10   
10    Kepuasan Pemberi Kerja Praktek        10   
Total           


.............................................., .................................2013
Pembimbing Lapang,





(...................................................)

Lampiran 3. Format Lembaran Penilaian Dosen Pembimbing Magang

NILAI UJIAN
Nama Mahasiswa            : ......................................................................
Nomor Pokok Mahasiswa        : .......................................................................
Judul Praktek Lapang/Magang    : ..........................................................................................
                      ..........................................................................................
                      ..........................................................................................
                      ..........................................................................................
NILAI (Dengan Angka)            :  ...............................................
No    Aspek yang Dinilai    Nilai (0-100)    Bobot (%)    Nilai Akhir
1    Analisis Permasalahan         10   
2    Metode Pelaksanaan Magang         10   
3    Analisis Pemecahan Permasalahan         15   
4    Penguasaan Situasi Tempat Magang        15   
5    Kemampuan Menjawab Pertanyaan         25   
6    Tutur Bahasa        5   
7    Teknik Presentasi        5   
8    Kesimpulan         15   
Total           

Bengkulu, ..............................., 2013
Penguji,




(........................................................)

Lampiran 4. Lampiran Format Lembaran Nilai Akhir Magang

NILAI AKHIR MAGANG

Nama Mahasiswa    : ...........................................................
NPM            : ...........................................................
Proram Studi        : ............................................................
Jurusam         : ............................................................
Judul Magang        : ............................................................................................................................
              ............................................................................................................................
              ............................................................................................................................
NILAI            : .......................(.......................)

No    Komponen Penilaian    Nilai (0-100)    Bobot Penilaian    Nilai Akhir
1.    Bimbingan penyusunan laporan*        20 %   
2    Nilai Lapangan         40 %   
3    Nilai Ujian         40 %   
Total           

Bengkulu, .................................. 2013

Ketua Tim Penguji,                                  Anggota Tim Penguji,




(..................................................)                    (.........................................)
NIP. ..........................................                        NIP. ...................................

Lampiran 5. Format Laporan Magang


LEMBAR PENGESAHAN


Judul : ditulis dengan huruf kapital




Oleh
Nama Mahasiswa
NIM: ……………


Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Lapang/Magang  yang dilaksanakan selama 60 hari dan telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal.......bulan.................tahun............

Dosen Pembimbing Lapang/                Dosen Undangan/
Penguji                            Penguji



(................................)                                         (..........................................)
NIP. ...............................                 NIP. .......................................




Mengetahui:                        Dosen Pembimbing Magang/
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian             Penguji





(......................................................)                                      (…………………...........................…………)
NIP.                            NIP.


Lampiran 6. Sampul Lapopran Praktek Lapang/Magang
COVER LAPORAN PRAKTEK LAPANG/MAGANG


Judul : Ditulis dengan huruf kapital lengkap dengan lokasi magang





Oleh:
Nama Mahasiswa
NIM: …………..






Logo Universitas Bengkulu





PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN


Lampiran 7. Format Isi Laporan Praktek Lapang/Magang
ISI LAPORAN PRAKTEK LAPANG/MAGANG
Halaman Pengesahan
Ringkasan
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar  Tabel
Daftar Lampiran
I.    Pendahuluan
a.    Latar Belakang
b.    Tujuan
c.    Manfaat
II.    Gambaran Umum Tempat Magang
a.    Sejarah Perusahaan
    Latar belakang berdirinya perusahaan
    Tujuan perusahaan
    Visi dan Misi perusahaan
b.    Struktur Organisasi
c.    Sistem manajemen produksi
d.    Sistem tata kelola tenaga kerja
III.    Analisis Permasalahan
IV.    Metode Magang
a.    Waktu dan tempat
b.    Tahapan pelakasanaan
c.    Mekanisme pelaksanaan
V.    Hasil Magang/Praktek Magang
VI.    Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Ucapan terima kasih kepada  instansi/perusahaan
Catatan:
1.    Laporan diketik dengan menggunakan huruf Time New Roman, ukuran 12.
2.    Menggunakan ukuran spasi 1.5
3.    Ukuran kertas A4
4.    Laporan disampul (jilid langsung, tidak pakai isolasi) dengan kertas Buffalo warna kuning.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH Acara 6 “PENETAPAN PH DAYA HANTAR LISTRIK”

LAPORAN  PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
Acara 6
“PENETAPAN PH DAYA HANTAR LISTRIK”






           





Disusun Oleh :
ALAKHYAR
E1J009001

  Hari/tanggal        : Rabu, 10 Oktober 2012
Shiff                      :  Rabu jam 08.00 -10.00WIb               
             Co-Ass           : Dodi HardiansyahHHAx

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
I.    PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang
Salah satu sifat kimia tanah yang sangat perlu diketahui adalah tingkat keasaman (pH) tanah dan juga daya hantar listrik tanah yang bersangkutan. Beberapa tanaman tertentu memerlukan kondisi tanah dengan berbagai tingkat keasaman tertentu. Tidak semua tanaman mampu hidup pada tanah dengan kondisi pH yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan mengetahui tingkat keasaman tanah, kita dapat dengan mudah mengetahui jenis tanaman apa saja yang dapat kita manfaatkan pada kondisi tanah tersebut.
Dalam tanah terdapat ion H+. Negatif log konsentrasi dari ion H disebut pH tanah. Nilai pH tanah menentukan tingkat reaksi tanah, apakah tergolong masam, netral, atau basa. Konsentrasi ion H dalamlarutan tanah disebut kemasaman aktif (actual), sedangkan konsentrasi ion H yang terjerap pada kompleks jerapan (koloid tanah) disebut kemasaman cadangan (potensial).
Penetapan kemasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut aquades, sedangkan kemasaman cadangan dengan lautan garam netral, seperti : KCl, BaCl2, dan Naf. Selisih pH antara larutan garam netral dengan aquades adalah kemasaman cadangan. Perlu diketahui, umumnya pH H2O lebih besar dari pH Kcl, tetapi pada kasus tertentu, justru sebaliknya. Sifat ini sering dipakai sebagai penciri terhadap tanah-tanah tertentu di daerah tropis. Misalnya, bila larutan KCl diganti dengan larutan K2SO4 1N, ternyata selisih pH K2SO4 –H2O member hasil positif, maka boleh jadi pada horizon tersebut adalah horizon oksik.

1.2.     Tujuan Praktikum
    Menetapkan nilai pH Tanah
    Mendapatkan nilai kemasaman tanah









BAB II
Tinjauan Pustaka
Nilai pH tanah sangat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu kelima faktor pembentukan tanah, kondisi musim, cara bercocok tanam, cara pengambilan sampel tanah, kandungan air pada saat pengambilan, serta metode pengukuran yang digunakan. Tanaman atau vegetasi yang tumbuh di atas permukaan tanah juga dapat mempengaruhi
Nilai pH tanah secara langsung maupun tdak langsung. Cara yang digunakan untuk menentukan pH antara lain dengan menggunakan Kertas Indikator Universal atau Metode Elektometris dengan bantuan katode menangkap ion H+ yang telah dikalibrasi dengan pH buffer.
Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya  atau tidak tersedianya hara tanaman. Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hydrogen di dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen (Kartasapoetra, 2004 : 14)
Pengendalian keasaman tanah adalah ion ion H+ dan Al3+ yang berada di dalam larutan system tanah dan kompleks serapan. Kedua bidang ini mengendalikan kemasaman tanah dengan cara yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan sumber dan watak muatan yang menyerap ion-ion itu.
Keasaman atau kealkalian atau pH tanah adalah log  kepekatan ion-ion H+ dalam larutan sisitem tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan ssistem tanah ini berkesetimbangan dengan OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam system jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ trdisosiasi, di tambah H+ terdisosiasi dalam tanah. (Poerwidodo,1992:15
Disamping itu, pencucian kation-kation basa pada tanah mengakibatkan hilangnya basa-basa padat anah sehingga dapat menurunkan pH tanah.







   

BAB III
BAHAN DAN METODE PRATIKUM

1.    Bahan dan alat
    pH meter electrode
    tabung film
    pengaduk gelas
    contoh tanah 0,5 mm
    aquades
    KCl 1N(larutkan 74,55g KCl dalam aquades sampai 1 liter)
2.    Metode
    Siapkan tabung film, masing-masing diisi 5g tanah kering angin 0,5 mm diameter. Tambahkan 12,5 ml aquades ke salah satu tabung, dan 12,5 ml KCl 1N ke tabung lainnya.
    Auk selama 20 menit dengan pengaduk gelas, diamkan 10 menit ( untuk penelitian diamkan semalam lalu aduk 10 menit)
    Siapkan pH meter, kalibrasi dengan pH buffer 7,0 dan 4,0. Bilas ujung electrode dengan aquades, lap dengan kertas tisu setiap penggantian contoh atau sehabis pemakaian alat.
    Celupkan electrode ke dalam suspensi, amati skala pH dan catat.
    Tetapkan reaksi tanah berdasarkan criteria pH pada halaman 12.












IV. PENDAHULUAN
4.1.     Latar Belakang
Dalam tanah terdapat garam-garam terlarut yang dapat berfungsi sebagai penghantar listrik. Jumlah daya elekron sebanding dengan garam yang ada. Pengukuran hantaran (konduktivitas) listrik tersebut merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa yang terrionisasi dengan tingkat ketelitian yang tinggi. 
Penetapan DHL dilaksanakan berdasarkan tahanan listrik antara elektrode-elektrode parallel yang dicelupkan dalam suspensi dengan perbandingan contoh tanah dan pelarut 1:1 pada sistem ini larutan yang terletak diantara elektrode bertindak sebagai penghantar listrik, dan hukum fisika yang berhubungan dengan hambatan dapat diterapkan. Kondutivitas larutan dinyatakan dalam satuan mili atau mikro per cm (ms cm-1 atau   cm-1), sama dengan istilah lama mmho cm-1.
4.2.     Tinjauan Pustaka
Misel adalah partikel tanah yang sangat halus yang mempunyai permukaan yang
bermuatan negative (anion) sehingga mampu menarik kation yang ada di dalam larutan  tanah. Muatan negative pada permuikaan misel berasal dari beberapa sumber, seperti patahan mineral liat yang mengandung gugus hidroksil, terjadinya kelebihan muatan negative pada ujung patahan mineral tanah, adanya substitusi kation , adanya koloid organic yang membentuk muatan negative( gugus karboksil,Fenol,Enol)
Penetapan DHL tanah dilaksanakan berdasarkan tahanan listik antara elektode-elektorde paralel yang dicelupkan di dalam suspensi dengan perbandingan contoh tanah dan pelarut 1:1. pada sistem ini suspensi yang terletak di antara elektrode bertindak sebagai penghantar listrik, dan hukum fisika yang berhubungan dengan hambatan dapat diterapkan. Konduktivitas larutan dapat dinyatakan dalam satuan mili atau mikro per cm (ms cm-1 atau   cm-1), sama dengan istilah lama mmho cm-1.
Penentuan besarnya DHL tanah dapat diukur langsung dengan menggunakan alat yang disebut Mikrosaimens, lalu dihitung dengan rumus Konduktivitas sebagai berikut :
   
            Konduktivitas (ms cm-1) = 
Keterangan :
    Rst    = hantaran standar (KCL 0,01 M) = 1413
    Rss    = hantaran suspensi tanah
    Penulisan data dinyatakan dalam bentuk satuan puluhan, misalnya 23,10-1
   

4.3.    Tujuan Praktikum
    Menetapkan daya hantar listrik (DHL) tanah


4.4.     Bahan dan Metode
4.4.1.    Bahan dan alat
    Konduktifitas dengan dip-cell
    Neraca analitis
    Botol pengocok plastic
    Gelas ukur 10 ml
    Pengocok plastic
    Thermometer suhu kamar

4.5.     Metode
    masukkan tanah kering angin berdiameter < 0,5 mm ke dalam botol pengocok plastic. Kerjakan juga satu contoh standar
    tambahkan 5 ml aquades, kocok 2 jam dan ukur hambatan suspense tersebut. Lakukan juga pengukuran pada KCl 0,01 M. lakukan pengukuran dengan alat konduktometer
    Amati dan catat hasilnya.

4.6.     HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.6.1.    Hasil Pengamatan pH Tanah dan DHL Tanah

TABEL PH DAN DHL TANAH
Sampel    pH H2O    pH KCL    DHL
Sub Soil    4,1    2,8    136
Top Soil    3,5    3    30



4.6.2.    Pembahasan

1.    pH Tanah
Dari pengamatan dan perhitungan yang praktikan lakukan terhadap pH tanah, Pada pengukuran pH tanah, digunakan dua jenis tanah yang berdiameter sama, tetapi berasal dari lapisan tanah yang berbeda, yaitu top soil dan sub soil. ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kemasaman antar lapisan tanah dalam satu luasan tertentu. Lapisan top soil adalah lapisan tanah bagian atas, sedangkan sub soil merupakan lapisan tanah yang ada di bawah lapisan top soil. Kedua sampel tersebut diambil dengan menggunakan ring soil (alat untuk mengambil sampel tanah tak terganggu).
Untuk mengukur tingkat keasaman, dua jenis tanah tersebut, dibagi menjadi 2 tabung film. Satu tabung top soil dan sub soil diberi 12,5 ml aquades, dan yang lainnya ditambahkan 12,5 ml KCL 1N. Pertama diukur top soil yang ditambahkan aquades, dan setelah diukur ternyata pH yang ditunjuikkan adalah 3,5. kemudian untuk lapisan sub soilnya, menujukkan ph 4,1. Ini berarti bahwa pada lapisan sub soil terdapat keseimbangan antara ion H+ dan OH- yang lebih kuat dibandingkan dengan lapisan top soil. Sehinggan mendekati pH netral.
Selanjutnya dua tabung film tersisa yang mengadung lapisan top soil  dan sub soil yang telah ditambah larutan KCL 1N kita ukur. Sebelum mengukur, batang elektrode terlebih dahulu dibilas dengan aquades dan dilap agar pengukuran sampel sebelumnya tidak mempengaruhi pengukuran berikutnya. Untuk lapisan top soil, pHnya adalah 3 sedang lapisan sub soil pHnya 2,8. Karena pada tanah ini telah dicampur oleh KCL maka pHnya pun yang diperoleh pasti akan lebih rendah, sebab KCL sendiri ber-pH masam. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil pengukuran dengan aquades. Ternyata hasilnya berbanding lurus, dengan lapisan bawah menunjukkan pH yang lebih tinggi dibanding lapisan atas. Dapat disimpulkan bahwa pada lapisan tub soil mempunyai senyawa-senyawa yang lebih berimbang dibanding lapisan sop soil, ditunjukkan dengan pH lapisan tub soil yang lebih tinggi.
2.    DHL
Dari pengamatan yang dilakukan, didapat bahwa nilai DHL yang tertera pada alat pengukur DHL display konduktometer adalah sebesar 136. Angka ini merupakan besar hantaran suspensi tanah (Rss) yang akan dipergunakan dalam perhitungan besar konduktivitas tanah. Maka besar konduktivitasnya adalah :

    Konduktivitas (ms cm-1) = 
                     = 
                     = 
                     = 14,78 ms/cm
Untuk DHL pada lapisan sub soil. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu batang elektrode konduktometer dibilas dengan aquades dan dilap untuk menghindari akumulasi pengukuran dari pengukuran sebelumnya. Setelah dicelupkan elektrode, display konduktometer menunjukkan angka 30. Berarti angka ini merupakan besaran Rss untuk suspensi tanah sub soil. Selanjutnya dilakukan penghitungan konduktivitas serupa dengan rumus yang telah dilakukan pada lapisan top soil.
    Konduktivitas (ms cm-1) = 
                    = 
               
                      = 67,02 ms cm-1
Dari pengukuran terlihat bahwa Konduktivitas atau DHL untuk lapisan tanah sub soil lebih besar dari lapisan top soil. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan top soil mempunyai kemampuan menghantarkan listrik lebih besar dibanding pada laipsan sub soil. Berarti pada lapisan top soil, terdapat lebih banyak garam mineral yang merupakan penghantar listrik. Hal ini bisa disebabkan karena pada lapisan top soil merupakan daerah penimbunan( bisa dari mineral, garam, dsb)  dari hasil pencucian lapisan sub soil,.









KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan percobaan pada, maka dapat disimpulkan bahwa :
•    Untuk profil tanah, pH tanah semakin ke bawah semakin asam.
•    Nilai DHL tanah Tob soil lebih besar dari DHL Sub soil .
•    Besarnya DHL menunjukkan kandungan garam-garam terlarut dalam tanah
Semakin banyak kandungan garam mineral, maka DHL semakin besar.
























DAFTAR PUSTAKA

Isa Darmawijaya. 1992. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press: Yogyakarta
Karto Sapoetra. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT Riko cipta: Jakarta
Poerwidodo, 1992. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional : Surabaya
Saifuddin, Sarif. 1985. Konservasi Tanah dan Air. Bandung : CV. Pustaka buana.
Tim penyusun. 2012. Penuntun praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNIB : Bengkulu 



kerangka acuan magang bukit asam

KERANGKA ACUAN MAGANG
Nama            : Alakhyar
NPM            : E1J009001
Alamat rumah        : Desa Ketapi Kec. Air Napal , Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu
Nomor Telp rumah    : -
Nomor HP        : 085268787665
Nomor Fax        : -
Alamat email        : poetramuni@gmail.com
Topik magang        : Media Pembibitan Tanaman di lokasi pembibitan PT.Bukit Asam (Persero) Tbk.

Deskripsi singkat tentang kegiatan magang yang akan dilaksanakan
Sebaiknya sebelum kita terjun langsung ke lapangan kerja ada baik nya kita melakukan kegiatan praktek kerja lapangan/ magang sebab dengan kegiatan praktek kerja/magang tersebut sedikit bayak nya kita mendapatkan tambahan ilmu dari tempat kita melakukan praktek kerja/magang tersebut,sebab tidak hanya di bangku kuliah saja kita mendapat kan ilmu tapi berdasar kan pengalaman kerja pun kita bisa mendapat kan ilmu sebagai bekal kita untuk benar – benar langsung kerja di lapangan nanti nya.
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk  Tanjung Enim Sumatra Selatan adalah salah satu tambang batu bara yang besar di indonesia. Kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, menggunakan sistem penambangan yang terbuka dengan cara melakukan pembongkaran lapisan-lapisan tanah batuan. Pada bagian lokasi pembibitannya terdapat berbagai jenis tanaman asli yang beradaptasi terhadap lingkungan di lokasi pembibitan.
Setelah melaksanakan kegiatan magang ini diharapkan, mahasiswa dapat mengetahui dan memahami keadaan serta permasalahan yang ada dilapangan khususnya di bagian pembibitan mengenai media tanaman asli pada daerah Muara Enim ini. Apabila terdapat permasalahan yang ada dalam kegiatan magang maka kita dapat mencoba untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Tanggal Mulai ke Lapangan    : 12 Januari 2013
Perkiraan Tanggal Selesai    : 4 Februari 2013
Garis Besar Rencana Kegiatan Selama Magang
•    Pengenalan Lingkungan
•    Induksi K3L
•    Pengamatan lapangan
•    Pengumpulan data dan studi literature
•    Pembuatan laporan kegiatan magang
•    Presentasi tulisan
Lampiran:
Nama anggota kelompok satu tim magang lainnya
•    Ahmad Fredi S
•    Doli Janter S
•    Maria Paulina
•    Mila Hardia
•    Supriadi

Mengetahui,
Pembimbing Lapang                            Dosen Pembimbing


                            Bandi Hermawan, Ir, M.Sc., Ph.D.